Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang akrab dengan masyarakat. Selain pantun, bentuk puisi lama yang lain adalah karmina, talibun, gurindam, seloka, bidal, dan syair. Dalam kehidupan sehari-hari kalian pasti sering mendengar orang mengucapkan pantun. Pantun berfungsi untuk mengungkapkan maksud atau pikiran secara tidak langsung. Jika dilihat dari isinya, ada pantun jenaka, nasihat, cinta, duka, teka-teki, dan sebagainya.
Zaman dahulu, pantun digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan. Selain itu pantun diciptakan untuk berbagai tujuan, antara lain menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti dan moral, untuk kepentingan sosial, serta untuk hiburan/kejenakaan semata. Pantun dikenal di berbagai daerah, namun dengan nama yang berbeda. Di Jawa Tengah dikenal dengan parikan, di Toraja dikenal bolingoni, di Jawa Barat dapat ditemukan pantun dalam bentuk nyanyian doger, di Surabaya ludruk , di Banjarmasin tirik dan ahui , gandrung di Banyuwangi, dan di Makassar kelong-kelong. Selain merupakan ungkapan perasaan, pantun dipakai untuk menghibur orang.
Ciri-ciri Pantun
Pantun memiliki ciri-ciri tersebut, antara lain:- Bersajak ab ab
- mempunyai bait dan isi,
- setiap bait terdiri atas baris-baris,
- jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas,
- setiap bait terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi.
- Anjing hutan suka melolong (sampiran)
- Jangan suka bicara bohong (isi)
- Pintu diketuk ada tamu (sampiran)
- Rajin membaca bertambah ilmu (isi)
- Desa sawah mulai menghijau (sampiran)
- Di tengah ada pematang (sampiran)
- Apa arti bertindak maju (isi)
- Kalau tanpa pemikiran matang (isi)
Bentuk dan jenis pantun
Pantun yang sering dipakai adalah pantun dua baris dan empat baris. Bentuk pantun bermacam-macam, misalnya: pantun anak-anak, pantun jenaka, pantun suka cita, pantun kiasan, pantun nasehat, pantun duka cita, pantun budi pekerti, pantun agama, dan lain-lain.
Perhatikan contoh berikut!Pantun anak
Enak nian buah belimbingPantun jenaka
Mencari ke pulau sebrang
Main bola ada pembimbing
Binatang apa berhidung panjang?
Orang mudik bawa barangPantun sukacita
Pakai kain jatuh terguling
Kamu senang dilirik orang
Setelah sadar ternyata juling
Gurih nian ikan gurami
Tambah nikmat dengan kacang
Alangkah senang hati kami
Panen raya telah datang
Pantun kiasan
Luas nian samudra raya
Pagi-pagi nelayan melaut
Tak berguna memberi si kaya
Bagai menebar garam di laut
Pantun nasihat
Jalan-jalan ke Semarang
Bawa bandeng tanpa duri
Belajar mulai sekarang
Untuk hidup kemudian hari
Pantun dukacita
Beras miskin disebut raskin
Yang mendapat tak semua
Aku ini anak miskin
Harta benda tak kupunya
Pantun budi pekerti
Siapa yang tak simpatik
Melihat bunga dahlia
Kulit putih berwajah cantik
Sudah ayu berhati mulia
Pantun agama
Minum susu di pagi hari
Tambah nikmat tambah cokelat
Pandai-pandai membawa diri
Siapa tahu kiamat sudah dekat
Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau
Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Pantun Kepahlawanan
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya
Pantun Percintaan
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
Pantun Peribahasa
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Berat lagi bahu memikul
Pantun Perpisahan
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
Pantun Teka-teki
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setiap untaian kata yang tertulis, mencerminkan sebuah kepribadian. Bijaklah dalam Menulis.