Di kota Semarang terdapat beberapa tempat yang dikaitkan dengan Sam Po Kong. Peninggalan pertama adalah Gedung batu Sam Po Kong yang terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Gedung tersebut adalah sebuah petilasan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok bernama Cheng Ho. Ia lebih lazim dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien.
Konon, setelah Cheng Ho meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang di tempat itu. Cheng Ho memberikan pelajaran bercocok tanam. Di malam harinya, mereka berkumpul di dalam gua batu dan Cheng Ho memberikan pelajaran serta ajaran-ajaran tata cara pergaulan hidup di dunia. Setelah Cheng Ho meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan pelayarannya, mereka yang tinggal di Simongan, secara teratur melakukan pemujaan dan penghormatan kepada Cheng Ho guna menghormati jasa-jasanya. Sekarang peringatan atau sembahyang tersebut dilakukan pada setiap tanggal satu dan lima belas.
Cheng Ho mendapat penghargaan dengan diangkat menjadi Thai Kam dengan gelar San Po atau Sam Po. Seorang Thai Kam adalah seorang pejabat yang dekat dengan keluarga kaisar dan sejak itu Cheng Ho lebih dikenal dengan sebutan Sam Po Thai Kam. Karenanya Cheng Ho sering disebut Sam Po Tey Djien atau Sam Po Toa lang. Tay Djien dan Toa Lang artinya orang besar.
Mereka memuja Sam Po Kong sebagai orang yang patut dihormati dan dijunjung tinggi serta dimohon berkahnya. Di sebelah kiri gua batu itu terdapat sebuah batu piagam dalam tiga bahasa: China, Indonesia dan Inggris. Batu berukir tersebut dibuat khusus untuk memperingati kedatangan Cheng Ho di kota Semarang, dan merupakan sumbangan dari keluarga Liem Djing Tjie pada tahun 1960. Laksamana Cheng Ho yang bergelar Sam po Tay Djien mendarat pada abad 16. Dahulunya Simongan terletak dekat pantai yang bisa dijangkau melalui sungai, tapi akibat pedangkalan, wilayah itu sekarang jadi jauh dari pantai. Inilah awal kelenteng Sam Po Kong sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setiap untaian kata yang tertulis, mencerminkan sebuah kepribadian. Bijaklah dalam Menulis.