Meningkatkan Profesionalisme Guru - Seranai

Portal informasi Pendidikan, Wisata, Kuliner, Keluarga, dan Kesehatan

Breaking

Post Top Ad

02/04/14

Meningkatkan Profesionalisme Guru

Profesi guru telah mencapai era keemasannya semenjak tunjangan sertifikasi digulirkan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya lulusan sekolah menengah atas yang mendaftar ke FKIP. Mereka berusaha masuk kampus khusus pencetak guru tersebut walaupun harus lewat jalur mandiri. Selain itu juga terlihat dari ekspansi perguruan tinggi swasta yang banyak membuka kelas jarak jauh di daerah yang jauh dari universitas induk mereka khusus program studi keguruan walaupun kelas jauh ini masih perlu dipertanyaan kualitas pendidikannya karena pertemuan yang cuma seminggu sekali. Guru kini menjadi sebuah profesi yang menjanjikan terutama dalam hal finansial, kita lihat kini banyak guru yang memakai mobil setelah tunjangan sertifikasi mereka cair, tak ada lagi cerita guru umar bakri yang kemana-mana naik sepeda. Bahkan gelar pahlawan tanpa tanda jasa bagi sebagian guru mungkin tak berlaku karena mereka kini telah mendapatkan jasa berupa materi atas hasil jerih payah mereka mengajar selama bertahun-tahun.

Namun profesi guru bukannya tanpa masalah. Semenjak era sertifikasi, guru sering mendapat sorotan baik karena kenaikan gaji maupun kinerjanya. Banyak orang berpendapat kenaikan gaji yang sering mereka dapatkan tidak sepadan dengan keprofesionalan yang mereka lakukan. Profesionalisme guru sering di identikan dengan cara mereka mengajar, banyak guru dianggap masih bersifat tradisional dalam memberikan pelajaran. Hal itu memang tak bisa dipungkiri bahwa ada guru yang masih tak profesional dalam mengajar namun itu tak bisa digeneralisir semua guru.

Untuk meningkatkan keprofesionalan guru tak bisa hanya dari satu pihak saja khususnya guru sendiri tapi juga harus dengan bantuan dari berbagai pihak baik itu dinas pendidikan, organisasi profesi guru dan juga dari kampus pencetak guru. Berikut beberapa cara yang bisa meningkat keprofesionalan seorang.

  • Sistem Pendidikan FKIP

FKIP selaku kampus pencetak guru sudah sewajarnya menjadi tempat awal di didiknya sebuah keprofesionalan guru. Keprofesionalan seorang guru dimulai dari cara membuat perangkat pembelajaran. Dulu saat saya masih kuliah di FKIP Unlam, jujur saya tak mendapat porsi pembelajaran yang lebih tentang cara pembuatan perangkat pembelajaran. Saya cuma tahu bahwa perangkat pembelajaran itu cuma berkutat di wilayah Silabus dan Rpp namun kenyataan dilapangan ternyata perangkat pembelajaran itu bermacam-macam mulai dari analisis standar isi, analisis konteks, dll.

Selain itu juga, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di FKIP Unlam sebaiknya diganti dengan Praktik Kerja lapangan (PKL). Kenapa harus diganti? karena PPL menurut saya tidak mencerminkan realitas pendidikan sebenarnya. PPL yang hanya berada di wilayah Banjarmasin membuat para calon guru merasa nyaman dalam proses mengajar karena sekolah-sekolah di Banjarmasin memiliki sarana dan prasarana yang lebih memadai. Padahal nantinya ketika mereka lulus FKIP dan mendaftar CPNS, banyak dari mereka ikut mendaftar di daerah dan pada akhirnya di tempatkan di daerah terpencil yang jauh dari kesan lengkap. PKL akan memberikan gambaran yang jelas bagaimana realitas pendidikan di daerah sebenarnya karena mereka akan turun langsung dan berinteraksi langsung dengan situasi sebenarnya.

Selain sistem pendidikan yang harus dirubah, para mahasiswa juga harus didorong untuk bisa membuat media pembelajaran inovatif. Kalau perlu skripsi itu bukan menjadi kewajiban untuk sebuah kelulusan tapi menjadi sebuah pilihan. Misalnya, ketika mereka ingin lulus dari FKIP mereka diberi dua alternatif cara kelulusan yaitu mengerjakan skripsi atau membuat sebuah inovasi pembelajaran terbaru.

  • Pelatihan Berkesinambungan

Untuk mendapatkan guru yang profesional, pelatihan yang berkesinambungan adalah keharusan. Pelatihan sangat diperlukan untuk terus mengupdate keilmuan para guru agar mereka tak ketinggalan zaman. Apalagi di era teknologi sekarang, pelatihan pendidikan berbasis teknologi harus dilakukan agar guru tak ketinggalan dengan murid. Pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran juga harus dilakukan karena banyak guru kesulitan dalam membuat perangkat pembelajaran dikarenakan sering berubahnya kurikulum pendidikan bahkan kabar terbaru kurikulum untuk SMK akan berubah. Berubah kurikulum maka berubah pula perangkat pembelajarannya. Kalau dulu RPP itu biasa saja namun kini berisi berbagai hal baru seperti adanya karakter,elaborasi,konfirmasi,eksplorasi hingga materi yang ingin diajarkan harus termuat di RPP.

Selain pelatihan yang menunjang untuk keperluan mendidik di dalam kelas. Pelatihan keahlian pribadi juga harus dilakukan misalnya pelatihan menulis. Pelatihan menulis sangat diperlukan agar para guru bisa menuangkan isi otak mereka apalagi era PKG, guru harus diwajibkan untuk mempunyai tulisan ilmiah maupun populer sebagai syarat untuk kenaikan pangkat.

  • Pengoptimalan Organisasi Profesi Guru

Guru sebagai sebuah profesi tentu punya organisasi profesi guru. Nah, untuk meningkat keprofesionalan seorang guru harusnya organisasi-organisasi profesi guru ini harus lebih giat dalam membantu guru. PGRI sebagai salah satu organisasi profesi guru terbesar di Indonesia harusnya bisa menjadi leader dalam membangun guru yang lebih profesional. Misal, mengadakan pelatihan yang berkesinambungan. Pelatihan itu bisa dilakukan seminggu sekali. Bukan organisasi semacam PGRI itu ada dana karena jujur saja, saya sendiri belum mendapatkan manfaat yang besar dari adanya PGRI itu sendiri selain gaji saya dipotong setiap bulan untuk iuran PGRI.

Itulah beberapa hal yang mungkin bisa meningkatkan keprofesionalan para guru di masa depan dan semoga kita semua bisa profesional di masa akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setiap untaian kata yang tertulis, mencerminkan sebuah kepribadian. Bijaklah dalam Menulis.

Post Bottom Ad

Pages